Upsidedown is a WordPress theme design that brings blog posts rising above inverted header and footer components.

Kalahkan Dengan Kreatifitas

Written in

by


Jika anda kalah karena kurang pinter, ipk pas pasan, bakat kognisi jeblok. Menangkanlah kreatifitasmu

Ini yang ketika suatu saat ada wa masuk ke handphone ku. Ada pesan yang mengatakan apakah aku bersedia memberikan motivasi ke siswa siswa SMA. Nah lo ! Apa yang perlu dibagi ke siswa Smansa ya, wong saya sekedar remahan rengginang. Biasa biasa saja ! Tapi salut ke panitia. Mereka bilang:

“Pak Yogi, inspirator kan gak harus orang yang super hebat, seorang superman atau Ironman yang bisa merubah dunia. Pak Yogi mungkin bisa memberikan semacam motivasi, justru dari kondisi yang biasa biasa, bisa jadi luar biasa. Pak Yogi yang waktu SMA cuma siswa medioker, bisa memaksimalkan potensi yang ada! Seninya kan disitu Pak! Mainstream siswa Smansa kan merupakan representasi dari genre tersebut. Pak Yogi nanti cerita kiat kiatnya”,….

Aku mulai bicara didepan Siswa:

“Di sini, aku berdiri sendiri, di sebuah garden dengan rumah pohon dan gubuk kayu sebagai artefak. Prasasti yang akan menjadi risalah bahwa perjalananku menjadi manusia adalah bukan sebuah kesalahan yang tak akan kusesali bagaimanapun wujudnya.
Sebuah kisah yang akan selalu kuceritakan …..……”

Flasback

942986_10201016795404694_2036856807_n

Semalem aku gak bisa tidur. Perutku mules, tapi gak bisa buang hajat. Tidurku gelisah glasahan; jungkir balik kaki di kepala, kepala di kaki. Pikiranku muter mirip Hand Spinner, mainan anak yang bisa berputar tanpa kedip. Nalarku macet; lepas dari batok kepalaku, melanglangbuana entah kemana. Aku liat banyak cicak di dinding yang lagi goyang maumere. Megal megol kaya bebek. Song wowohi, apakah ini gejala stress?

Ngapain stress?

Besok pagi adalah hari yang ditunggu tunggu. Mereka yang duduk kelas 3 SMA akan melalui hari penghakiman.

Jugdement Day.

Pengumuman mahasiswa baru yang diterima di UMPTN secara serentak di Indonesia. UMPTN adalah ujian masuk perguruan tinggi negeri; sebuah seleksi nasional serentak dan terpusat beberapa PTN di Indonesia. Dan saat itu rasanya seperti sembelit. Maklum orang tuaku cuma pensiunan PNS di kota kecil Pemalang. Dan jauh hari bapak sudah mengultimatumku:

“Yog, kalau kamu gak mampu menembus PTN, kamu gak bakal bapak kuliahin. Bapak tidak mampu membiayaimu, karena kedua kakakmu juga masih kuliah di PTN.”, kata Bokap mengultimatum mas broh !“

Pernyataan yang membuatku tertekan. Rasanya seperti disuruh maju perang, tapi gak dibekali bedil dan pistol….terbayang kalau kepala kena peluru sakitnya kayak apa ya? Sayapun membayangkan masa depanku, gak kuliah mau jadi apa yak? tukang kredit panci, jualan cilok atau jadi bos komedi putar di alun alun ? Bayangan itu selalu menghantui.

Kaum Medioker

Tahun 90-an penerimaan PTN ada 2. Yang pertama adalah via jalur PMDK. Kalau ini jatahnya manusia manusia pinter SMA. Beberapa syarat yang bikin pesimis, raport harus rata rata 8 dari kelas 1 sampai 3 SMA. Yah saya tahu diri lah dengan raport biasa saja gak mungkin menembus jalur undangan PTN Favorit. Lagian saya bukan anggota elit siswa pinter di SMA. Saya cuma kaum medioker dan penganut aliran dekonstruktif. Saya menghargai mereka yang cerdas berkognisi, tapi saya mengkritisi jiwa jiwa yang hadir layaknya robot dua dimensi. Oks, masalah ini akan kita kupas dilain waktu. Intinya sesuatu yang musahil aku bisa nembus jalur Undangan.

Yang kedua, seleksi penerimaan mahasiswa baru PTN melalui seleksi jalur UMPTN. Inilah seleksi murni penerimaan PTN berdasar seleksi ujian. Gak pandang bulu, mau pinter, bodo, mau nakal, alim, gak ada batasan syarat NEM, semua harus bersaing mendapat kursi di PTN yang telah ditentukan. Mau dari SMA Favorit kota besar, atau SMA kecil terpencil, harus bersaing head to head memperebutkan kursi yang sedikit itu.

Ada sekitar 150 dalam 3 bidang; IPA, IPS dan Campuran soal soal mata pelajaran yang harus dikerjakan dan dinilai. Nah saya berpikir bisa menembus seleksi ini. Kenapa? karena saya berpikir visioner, jauh ke depan. Saya kurang fokus belajar di keseharian di SMA. Fokus saya jauh kedepan bisa menembus PTN.

Makanya tiap hari saya belajar soal soal UMPTN. Semasa di SMA prestasi saya biasa biasa, tidak bodoh dan tidak juga pinter. Saya ada di posisi medioker, posisi yang paling rentan untuk menembus jalur UMPTN. Posisi yang sangat tidak menguntungkan karena terjepit. Ada rumus umum bagi siswa yang akan diinget oleh guru:

  1. Seorang murid yang pinter atau cerdas. Siswa elit yang selalu dapat rangking antara 1 sd 6 di kelas.
  2. Murid yang ganteng, cantik bak selebriti…
  3. Siswa yang nakal suka berantem. Kategori ini bisa dikenal karena kebandelannya, istilah yang sering dikenalkan oleh grup Duran-duran dari Inggris: Notorious.

Waduh tobiiil, aku gak masuk di ketiga kategori tersebut. Tapi meski hanya kaum medioker, saya toh punya differensiasi. Saya bukan kaum medioker general, tapi medioker yang berpikir dan kreatif. So meski kecerdasan kognisi saya kalah, tapi saya menutupinya dengan kemampuan kecerdasan mental. Ada idiom yang selalu kutanam di pikiranku.

Jika kita kalah karena bakat kurang pinter, maka menangkanlah dengan kreatifitas dan kecerdasan mentalmu.

Artinya, aku masih berpeluang memenangkan kehidupan ini dengan kerja keras dan cerdas…lah wong gak bakat pinter….

Beberapa kenangan sekolah saya tuangkan silahkan baca disini:

Alhamdulliah Gusti Allah mboten sare. Nama saya terpampang di surat kabar Suara Merdeka, diterima di sebuah PTN. Tadinya saya pesimis, teman saya, mengajakku berburu koran SM subuh subuh. Maklum saat itu belum ada internet. Pengumuman serentak melalui koran. Karena hopeless, aku menolak ajakan mereka untuk melihat pengumuman, alih alih alesan perutku sakit karena mencret, cret crot.

Oke, keywordnya ya harus cepat menyesuaikan diri. Perlu sedikit waktu untuk beradaptasi. Aku harus merobah total karakterku yang sewaktu SMA dianggap kurang tuff, kurang tangguh, suka panik, suka grogian, pemalu. kuper kaya bebek. Aku sering dibully teman SMA karena pemalu. terutama kalau lagi ngomong ama cewe, badan serasa lumpuh sebelah.

Semua tools sifat kekuranganku, aku eliminir.

Yang jelek harus dibuang ke Bantar Gebang. Keywordnya adalah: Initiatif, Komunikatif, Critical Thinking, Percaya Diri bahwa kita bisa; dan sedikit dibumbui gila bin sinting untuk bergaul di Ibukota Jakarta yang keras ini. Kita upgrade value yang positif, mental dan emosi yang progresif. Kita buka simpul cerdas untuk berjejaring, networking………..

Tahun 1998

Aku baru lulus wisuda, dan ngotot mau meninggalkan Pemalang. Sebenernya bapak memintaku untuk mengabdi jadi PNS di Pemalang. Karena aku bersikeras pengen terbang meninggalkan Pemalang, akhirnya “jatah” kursi PNS diberikan ke keponakan bapak yang di Petarukan.

Dan almarhum ibuku bersabda:

Tak ada cinta dalam kata Nak, tak ada juga cinta yang tak bermakna. Jangan menjadi bodoh dan lugu, karena hanya penyair yang bersedia berkorban kata demi menjaja asa”, kata almarhum Ibuku dahulu.
“Itu sebenarnya bukan harapan yang ingin kau raih nak !. Tak ada masa depan di sana, saat kau membiarkannya mengerak, dan membasah, melumuri semua hidupmu”; kata beliau

Hari semakin malam dan pekat, angin semilir masuk menusuk raga, ketika kami berbincang taman rumah.

”Kamu bisa meraih mimpimu, menjadi apa sahaja di sini, menjadi pegawai negeri seperti ayahmu, wartawan atau dokter itu sami mawon. Itu hanya masalah rasa, sama seperti ketika aku mengasihi dan menyayangi ayahmu. Aku akan merindukanmu”. Beliau kemudian melanjutkan:
“Tak ada asa dalam kata-kata yang dijajakan orang yang tak berupaya. Tak ada harapan dalam wadah orang yang tak berusaha. Tak ada asa dan harapan dalam kabar duka yang dibuat untuk menjadikannya dewasa”.

“Pergilah untuk masa depan dan raihlah mimpi mimpimu”.

tak lama kemudian petir menggelegar !!!

8a404325-6796-4df3-b8db-328aec45bbca

Akhirnya tak ada yang bisa membendung tekadku. Aku berangkat ke Ibukota seorang diri. Aku harus meninggalkan kota kecil Pemalang dengan segala peraduannya. Pemalang yang akan selalu kurindukan, kukangeni seumur hidupku.

Dari buram kaca Bis Sinar Jaya, kutatap Ibu yang mengantar kepergianku. Desir angin dingin yang menusuk tak berasa ketika kulihat mata yang berkaca kaca. Bibirku terkatup rapat. Tak ada verbal yang melantun, hanya sebuah trandensi lewat tatapan mata, seakan berujar; suatu saat aku akan pulang. Restui anakmu untuk meninggalkan kota ini.

P_20170505_080713_HDR

Pukul 8 malam, Bis Sinar Jaya melaju cepat meninggalkan hiruk terminal Pemalang. Kontras dengan pikiranku yang mengalir pelan seperti alur lukisan Salvador Dali.

Dalam hening perjalanan, tiba tiba alun lagu Bon Jovi, Never Say Goodbye memprovokasiku. Jangan pernah mengatakan selamat tinggal untuk Pemalang. Kau dan Aku dan teman teman lamaku, berpegangan tangan dan harus terus mencoba. Mencoba dan mencoba.

6909cccae3389c5a17354488a73f91d0

Dan….waktu pun melaju…

Lulus Kuliah bersliweran gonta ganti perusahaan,

  • Univ Trisaksti
  • Trans TV
  • TVB Hongkong
  • CNN

……………..Tahun 2019

Menjadi terbaik di CNN

Tahun 2021 membantu membangun kurikulum Jipi Unpad Bandung.

Terpilih menjadi praktisi mengajar di UGM.

Didaulat kuliah umum di UI, Unpad, UGM, IPB, Undip, UB, UIN Jkt, UIN Yogyakarta, UIN Malang, UIN Padang dll.

0

0 (1)

Kata orang; sejarah ini dibuat dan diceritakan oleh mereka yang menang sekaligus sakit jiwa, edan. Kemenangan mereka merupakan buah keegoisan justifikasi logika yang ajaib bin nyeleneh. Tak ada benar dan salah disana. Tak selamanya hitam putih yang harus dipilih untuk menuju pembabtisan kebesaran sebuah analisis hingga ternubuat kepercayaan.

Pun dengan sejarahku disini, saat ini….

Siangku selalu tak pernah melalui malam. Tak pernah masbroh..Tak mesti selalu kuikuti hukum semesta dengan segala isinya. Akan kuciptakan surga dari lempengan justifikasi logika absurd dunia dan isinya. Akan kubangun kesadaran diri dari susunan artefak yang kupulung sendiri. Biarlah, toh kita punya masa depan sendiri. Dan kuusir, kutikam serta kubunuh kau, mimpi mimpi yang tak membuatku belajar terbang di dalam taman yang telah kusediakan.

Kusadar, sekarang mimpi itu telah lenyap. Hilang menembus kelam

Tapi di sini, aku berdiri sendiri, di sebuah garden dengan rumah pohon dan gubuk kayu sebagai artefak. Prasasti yang akan menjadi risalah bahwa perjalananku menjadi manusia adalah bukan sebuah kesalahan yang tak akan kusesali bagaimanapun wujudnya. Sebuah kisah yang akan selalu kuceritakan kepada anak cucuku kelak……

Tabik

Tags

tulis komentar anda

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.